Kultum Singkat Empat Syarat Taubat Nasuha
Taubat harus dilakukan dengan segeran, karena ajalmu tidak akan menunggu taubatmu, ajal datang secara tiba tiba dimanapun kamu berada, maka perhatikanlah ada empat syarat taubat nasuha yang harus dilalui, agar taubat kita dinamakan taubat nnasuha, antara lain:
1. Tidak mengulangi dosa
Apabila dalam hatinya masih ada pikiran untuk suatu saat mengulang kembali atas dosa dosa yang pernah dilakukan, maka jenis orang yang demikian belum bisa dikatakan sebagai orang bertaubat dari perbuatan dosa. Mutlak bahwa ia tidak ingin mengulangi perbuatan dosa yang telah ia lakukan, dan perbuatan dosa yang telah dilakukan semata mata karena ketidak tahuannya atas perbuatan dosa tersebut. Taubatpun harus dilakukan dengan segera memperbaiki perbuatan yang semual dianggap salah untuk diperbaiki, kembali kepada perbuatan yang dibenarkan oleh Allah swt.
Bersegaralah kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran:133-134)
2. Bertaubat dari dosa yang pernah dilakukan
Seseorang tidak bisa dikatakan sebagai orang yang bertaubat apabila mereka tidak melakukan dosa, namun dari sinyalemen hadits bahsa setiap bani adam adalah pernah berbuat dosa dan sebaik baik orang yang berdosa adalah mereka yang bertaubat, memberikan isyarat bahwa adanya perbuatan dosa yang pasti dilakukan oleh orang lain.
Nabi saw, sebagai orang yang tidak pernah melakukan tindakan kekufuran, meskipun lahir dalam kondisi masyarakat yang kafir dan musyrik, karena itu tidak dibenarkan mengatakan Nabi Muhammad sebagai orang yang bertaubat dari kekufuran.
3. Penyesalan atas perbuatan dosa yang di lakukan
Penyesalan yang mendalam atas perbuatan dosa yang pernah dilakukan sebagai salah satu syarat penting dalam melakukan taubat, bukan dikatakan sebagai sebuah pertaubatan manakala ia menjauhi perbuatan dosa yang biasa dilakukan karena ia tidak melakukan dosa tersebut karena faktor lain, seorang pezina tidak bisa dikatakan taubat dari perbuatan taubat apabila dalam batas usianya memang ia telah meneupose, dan karena usia ia tidak mampu melakukan hubungan lagi atau dosa penjudi yang jatuh miskin, karena ia tidak bisa berjudi lantaran bukan karena menjauhinya, melainkan karena modal yang ia punya tidak memungkinkan lagi untuk melakukan perjudian. Tapi taubat yang ia lakukan sebagai perbuatan dosanya adalah dengan cara menjauhi perbuatan perbuatan yang sejenisnya.
4. Taubatnya semata mata karena keagungan Allah swt
Bila semua telah dilakukan maka berserah dirilah kepada Allah atas semua dosa yang pernah dilakukan, karena pengampunan adalah hak prioregatif Allah. Orang yang bertaubat akan dicintai oleh Allah sebagaimana dalam firmannya
QS Al-Baqarah 2:222
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. al-Baqarah :222)
1. Tidak mengulangi dosa
Apabila dalam hatinya masih ada pikiran untuk suatu saat mengulang kembali atas dosa dosa yang pernah dilakukan, maka jenis orang yang demikian belum bisa dikatakan sebagai orang bertaubat dari perbuatan dosa. Mutlak bahwa ia tidak ingin mengulangi perbuatan dosa yang telah ia lakukan, dan perbuatan dosa yang telah dilakukan semata mata karena ketidak tahuannya atas perbuatan dosa tersebut. Taubatpun harus dilakukan dengan segera memperbaiki perbuatan yang semual dianggap salah untuk diperbaiki, kembali kepada perbuatan yang dibenarkan oleh Allah swt.
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِي الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكٰظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ اللَّـهَ فَاسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُالذُّنُوبَ إِلَّااللَّـهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Bersegaralah kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran:133-134)
2. Bertaubat dari dosa yang pernah dilakukan
Seseorang tidak bisa dikatakan sebagai orang yang bertaubat apabila mereka tidak melakukan dosa, namun dari sinyalemen hadits bahsa setiap bani adam adalah pernah berbuat dosa dan sebaik baik orang yang berdosa adalah mereka yang bertaubat, memberikan isyarat bahwa adanya perbuatan dosa yang pasti dilakukan oleh orang lain.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Dari Anas ra, sesungguhnya Nabi saw bersabda, setiap anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebagik baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubatNabi saw, sebagai orang yang tidak pernah melakukan tindakan kekufuran, meskipun lahir dalam kondisi masyarakat yang kafir dan musyrik, karena itu tidak dibenarkan mengatakan Nabi Muhammad sebagai orang yang bertaubat dari kekufuran.
3. Penyesalan atas perbuatan dosa yang di lakukan
Penyesalan yang mendalam atas perbuatan dosa yang pernah dilakukan sebagai salah satu syarat penting dalam melakukan taubat, bukan dikatakan sebagai sebuah pertaubatan manakala ia menjauhi perbuatan dosa yang biasa dilakukan karena ia tidak melakukan dosa tersebut karena faktor lain, seorang pezina tidak bisa dikatakan taubat dari perbuatan taubat apabila dalam batas usianya memang ia telah meneupose, dan karena usia ia tidak mampu melakukan hubungan lagi atau dosa penjudi yang jatuh miskin, karena ia tidak bisa berjudi lantaran bukan karena menjauhinya, melainkan karena modal yang ia punya tidak memungkinkan lagi untuk melakukan perjudian. Tapi taubat yang ia lakukan sebagai perbuatan dosanya adalah dengan cara menjauhi perbuatan perbuatan yang sejenisnya.
4. Taubatnya semata mata karena keagungan Allah swt
Bila semua telah dilakukan maka berserah dirilah kepada Allah atas semua dosa yang pernah dilakukan, karena pengampunan adalah hak prioregatif Allah. Orang yang bertaubat akan dicintai oleh Allah sebagaimana dalam firmannya
QS Al-Baqarah 2:222
إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ التَّوّٰبِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. al-Baqarah :222)
Kultum Singkat Empat Syarat Taubat Nasuha
Reviewed by Admin
on
November 24, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: