Khutbah Idul Fitri 1437 H: Tiga Pilar Utama Membangun Peradaban Islam yang Agung
Khutbah Idul Fitri 1437 H: Tiga Pilar Utama Membangun Peradaban Islam yang Agung
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
dakwatuna.com – Di pagi hari yang penuh barakah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat ‘Idul Fitri. Baru saja kita laksanakan ruku’ dan sujud sebagai manifestasi perasaan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita agungkan nama-Nya, kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas keagungan Allah. Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa manusia yang beriman. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut di sembah kecuali Allah.
Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada hadirin sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkakan yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT. Sebab apapun kebesaran yang kita sandang, kita kecil di hadapan Allah. Betapa pun perkasanya kita, masih lemah di hadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapa pun hebatnya kekuasaan dan pengaruh kita, kita tidak berdaya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.
Shalawat dan salam semoga tercurah selalu untuk junjungan kita, pemimpin kita, penghulu segala nabi, nabi akhir zaman, idaman orang yang beriman, dia adalah nabi Muhammad saw, yang tidak ada lagi nabi setelahnya. Salam sejahtera juga kita sampaikan untuk keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqamah di dalam islam dan iman.
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Dunia hari ini dikuasai oleh teknologi. Hari ini jumlah pengguna telepon seluler 7,5 milyar, sudah melebihi jumlah penduduk bumi 7,4 milyar. Pengguna internet hari ini mencapai 3,4 milyar orang atau 46% (hampir separuh) dari penduduk bumi. Pengguna Google 1,3 milyar orang, Facebook 1,5 milyar, WhatsApp 800 juta, dan Twitter 300 juta orang.
Dengan jumlah penduduk bumi saat ini 7,4 milyar, jumlah penduduk Kristen 2,1 milyar, muslim 1,5 milyar, ateis 1,1 milyar, Hindu 900 juta, Islam menjadi agama dengan pertumbuhan penganut yang paling tinggi. Perkiraan dari PBB dan Pew Research Institute, sebuah lembaga riset di AS, pada tahun 2050 jumlah muslim mencapai 2,8 milyar dan Kristen 2,9 milyar. Baru pada tahun 2100, jumlah muslimin akan melebihi jumlah pemeluk Kristen.
Fakta yang lebih menarik adalah bahwa pusat pengendali jaringan internet itu ada di Amerika. Markas Google, Facebook, WhatsApp dan Twitter juga ada di Amerika. Artinya apa? Sampai hari ini Amerika masih menjadi negara pengendali dunia. Semua yang mereka ingin lakukan dapat diwujudkan dengan sangat mudah. Karena, data separuh penduduk bumi ini sudah ada dalam genggaman tangan mereka.
Data di atas menjadi informasi penting buat kita bahwa sampai hari ini umat Islam meskipun secara kuantitas semakin membesar, namun masih menjadi hidangan lezat yang dimakan dan dinikmati oleh orang-orang luar. Bahkan kita harus mengeluarkan uang untuk memberikan mereka kewenangan mengendalikan hidup kita. Kita belum mampu keluar dari cengkeraman mereka.
Ketika peradaban berada di tangan orang tidak beriman, maka kita menyaksikan kezaliman dan ketimpangan merajalela, baik secara fisik melalui peperangan yang tidak pernah selesai di berbagai tempat di muka bumi ini, maupun kezaliman dalam bentuk non fisik melalui hegemoni informasi, media dan hegemoni sektor keuangan yang penuh dengan intrik dan kecurangan.
Mengapa hal di atas dapat terjadi?
Mengapa kaum muslimin tidak mampu berperan dalam mengendalikan dunia?
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Mari kita mengambil pelajaran dari sirah Rasul saw. Sejak awal kelahirannya, Rasul SAW sudah diposisikan Allah swt sebagai pemimpin, meskipun masih seorang diri. Misinya, membumikan sistem kehidupan yang Allah turunkan, yaitu Islam. Rasul kemudian mendidik manusia, membina umat, mencetak generasi. Mulai dari 1 orang pengikut, 10 orang, 1000 orang, 100.000 orang, 1 juta orang, dan seterusnya. Bersama para sahabatnya, Rasul membangun peradaban Islam yang cemerlang.
Sejarah mencatat, pemimpin agung ini mampu mencetak manusia-manusia baru sebagai fondasi peradaban Islam yang agung dan terhormat. Rasul mewariskan tiga unsur penting sebagai pilar untuk membangun peradaban Islam:
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
1. Pemimpin yang adil dan tangguh
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS 33:21).
Inilah dua syarat pemimpin, yaitu menjadi suri teladan dalam semua aspek kehidupan, dan menggantungkan hidupnya hanya pada Allah semata.
Para pemimpin adalah teladan. Ia menentukan wajah masyarakat dan bangsa. Masyarakat yang sibuk dengan gosip dan ghibah, adalah cermin para pemimpin omong kosong, yang hanya pandai bicara tanpa kerja konkret . Pidatonya memukau, tapi hasil karyanya nol besar. Sementara, masyarakat yang sibuk dengan berbagai masalah kecil yang remeh temeh adalah cermin dari para pemimpin bodoh, yang tidak tahu apa yg harus dikerjakan, hanya terjebak rutinitas belaka.
Sebaliknya, masyarakat dan bangsa yang sibuk dengan gagasan dan ide untuk membangun dan bekerja keras, bereksperimen mengeksplorasi kehidupan di muka bumi ini, untuk mewujudkan masyarakat berilmu dan berperadaban, itu adalah buah dari para pemimpin cerdas yang visioner.
Kita membutuhkan pemimpin yang mampu menjadi teladan dalam seluruh sektor kehidupan. Teladan dalam keadilan. Teladan dalam kesederhanaan. Teladan dalam kerja keras. Teladan dalam disiplin. Teladan dalam segala hal.
Pada saat yang sama pemimpin yang kita harapkan adalah pemimpin yang dekat dengan Allah swt. Pemimpin yang tidak takut pada siapa pun kecuali pada Allah. Pemimpin yang tidak gentar untuk mengadili dan menegakkan keadilan kepada siapa pun. Pemimpin yang bisa meletakkan kepentingan pribadinya di bawah kepentingan orang banyak.
Kita merindukan para pemimpin yang tidak berani korupsi karena takutnya pada Allah menggetarkan jiwanya. Pemimpin yang tidak berani sesumbar dan omong kosong karena takut terjerumus menjadi orang munafik. Pemimpin yg tidak berani menumpuk-numpuk harta karena khawatir pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak.
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Kemenangan Rasul sebagai pemimpin bukan diperoleh saat beliau dan sahabatnya menaklukkan Mekah. Bukan pula saat mengalahkan kaum musyrikin Quraisy di perang badar atau perang-perang lainnya. Tapi kemenangan Rasul tercipta saat beliau mampu menaklukkan hati manusia-manusia istimewa. Saat beliau menaklukkan hati Abu Bakar Sidik. Saat beliau menaklukkan hati Khadijah. Saat beliau menaklukkan hati Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat-sahabat beliau lainnya. Itulah kemenangan kepemimpinan beliau.
Kemenangan beliau sebagai pemimpin berikutnya adalah ketika beliau mampu membumikan Islam sebagai sistem kehidupan di tengah umat manusia. Sistem yang masuk ke dalam pikiran, hati dan perasaan setiap individu yang ada. Sehingga, kedamaian, ketenangan, ketenteraman dan keadilan yang menjadi karakter dari sistem kehidupan ini dapat tegak dan dirasakan oleh setiap umat.
2. SDM atau orang-orang berkualitas
Hal kedua yg dilakukan Rasul sebagai pemimpin adalah mencetak generasi. Rasul membina sekumpulan orang yang kemudian menjadi sahabat-sahabat terbaik. Merekalah yang menyebarkan misi Islam ke seluruh penjuru bumi. Merekalah yang menjadi pemimpin-pemimpin generasi berikutnya. Mereka penjadi pelopor dan peletak dasar sistem kehidupan di berbagai wilayah. Mereka membangun sistem ekonomi, sistem politik, sosial, budaya dan peradaban. Berkat kerja keras dan perjuangan merekalah, sistem kehidupan ini sampai di daratan Eropa, Asia tengah, Asia selatan, hingga ke Asia tenggara.
Dari merekalah kemudian lahir berbagai karya besar pengetahuan sebagai fondasi bangunan peradaban Islam yang tegak dan menjadi rujukan umat manusia sedunia. Dari merekalah lahir imam Bukhari, Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusydi, imam Al-Ghazali, dan ulama-ulama lain yang juga sekaligus ilmuwan peradaban.
Merekalah orang-orang yang berkarakter Ulil Albab. Karakter ulil albab dinyatakan Allah swt dalam QS Ali Imran 190-191, yaitu orang-orang yang memiliki dua ciri: orang yang hidupnya sibuk berpikir dan berzikir sekaligus.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS 3:190-191)
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Rasul menangis saat menerima ayat ini, karena khawatir umatnya mampu membaca ayat ini namun tidak mampu menerapkan. Islam membutuhkan manusia-manusia yang ahli fikir dan ahli zikir sekaligus. Bukan sekedar ahli fikir yang sibuk dengan berbagai urusan duniawi tanpa disertai zikir. Juga bukan ahli zikir tanpa sedikit pun berpikir tentang memakmurkan bumi ini, di mana ayat-ayat Allah bertebaran di dalamnya.
Ulil Albab adalah manusia yang memadukan antara fikir dan zikir. Generasi awal umat ini adalah para ulama yang juga ilmuwan. Para ilmuwan yang juga ulama. Mereka orang-orang yg menguasai ilmu Islam dan pada saat yang sama mereka juga ahli matematika, ahli astronomi maupun ahli fisika dan biologi. Islam pernah melahirkan Al-Farabi (872-950), seorang ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan, seorang ahli ilmu Matematika, Ilmu Alam, Teologi, Ilmu Politik Kenegaraan.
Islam juga pernah melahirkan Ibnu Sina, yg lahir pada 980 di daerah dekat Bukhara, Uzbekistan dan meninggal pada 1037 di Persia (Iran). Dia adalah pengarang dari 450 filosofi dan kedokteran. Dia dianggap sebagai Bapak Kedokteran Modern.
Ibnu Rusyd, lahir di Kordoba (Spanyol) tahun 1128 Masehi. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
3. Sistem yang benar dan kokoh, yaitu Islam
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS 3: 19)
Pilar ketiga yang dibangun oleh Rasul adalah sistem. Sistem yang langsung diturunkan Allah swt untuk menjadi pedoman hidup manusia. Sementara, sistem yang berlaku hari ini adalah buah dari pemikiran manusia. Manusia adalah makhluk lemah yang punya salah dan khilaf. Karena itu, wajar jika hasil dari sistem yang bersumber dari buatan manusia ini banyak kelemahan dan kekurangannya. Wajar pula jika hari ini kita menyaksikan dampak dari sistem kehidupan yang berkiblat pada barat membuahkan kezaliman dan ketimpangan di mana-mana.
Sistem Islam, yang langsung diturunkan Allah Pencipta manusia, harus segera diusung untuk menggantikan sistem kehidupan hari ini, yang begitu gamblang melakukan dominasi ekonomi yang sangat timpang dan jauh dari keadilan, kehidupan politik yang koruptif dan manipulatif, sistem pendidikan yang sekuler dan parsial, dan sistem sosial dan budaya yang jauh dari nilai-nilai luhur akhlakul karimah.
Kita semua yakin Islam mampu menyelesaikan semua persoalan kita hari ini. Islam mampu menjawab semua masalah kita hari ini, sebagaimana Islam telah membuktikannya di masa lalu. Islam akan mampu memberikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi umat manusia, sebagaimana telah diwujudkannya di masa lampau.
Islam akan mampu menggantikan sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang timpang menjadi sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang adil dan beradab. Islam akan bangkit untuk menghapus segala bentuk kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan umat ini dan menggantikannya dengan umat yang maju, berkeadilan dan berperadaban.
Karena itu, marilah kita lapangkan dada kita, buka pikiran kita, siapkan jiwa dan diri kita. Tugas memakmurkan bumi ini adalah misi besar dan mulia. Tugas memberi rahmat dan kebaikan bagi manusia ini adalah misi agung. Kerahkan seluruh energi dan sumber daya yg kita miliki untuk mewujudkannya. Bangun kapasitas dan kemampuan diri untuk mengambil peran dalam membangun umat. Jangan sampai kita terjebak dengan perdebatan dan perselisihan yang tidak penting. Jangan sampai kebencian kepada suatu kaum membuat kita menjadi buta melihat persoalan secara obyektif. Perbedaan adalah keniscayaan, dan itu tidak diharamkan. Perselisihan yang dilarang. Pertengkaran yang diharamkan.
Terakhir, saya ingin mengajak kita semua untuk kembali merenungkan kembali posisi kita kaum muslimin hari ini, di saat semua perangkat dan sarana hidup kita masih menggantungkan diri pada produk orang asing, dan pola hidup kita dikendalikan oleh mereka. Kita harus segera berbenah diri dan menyiapkan segala kekuatan untuk menggantikan mereka.
Kepada para ibu, mari kita didik anak-anak kita untuk siap memimpin dan mengendalikan dunia ini. Didik mereka dengan segenap waktu, pikiran, tenaga dan perasaan. Kenalkan mereka dengan para pahlawan pembangun peradaban. Bimbing mereka agar mengambil saripati perjuangannya dan mengikuti langkah dan sepak terjangnya.
Kepada para ayah, mari kita bangun bersama umat ini agar memiliki izzah dan kemuliaan sebagai pemegang panji peradaban dunia. Kita bangun sistem pendidikan yang kuat dan kokoh untuk mencetak putra putri generasi masa datang.
Kepada anak-anakku, kalian harus terus belajar dan bekerja keras secara sungguh-sungguh, hingga kalian dapat menguasai dunia ini dengan mengalahkan kepandaian dan kemampuan orang-orang asing itu. Kemuliaan dan kehormatan itu hanya layak kita sematkan pada Islam, agama Allah. Semoga Allah swt, di hari yang fitri ini, berkenan mendampingi dan membimbing kita selalu dalam menapaki tangga perjuangan menuju kebangkitan Islam yang kita idam-idamkan.
Hadirin yang berbahagia!
Akhirnya, di penghujung khutbah ini, marilah kita tundukkan hati dan jiwa ini kepada Allah, untuk berdoa dengan penuh keikhlasan padanya.
“Ya Allah! Terimalah puasa kami dengan sebaik-baik penerimaan, perkenan, kemaafan, kemurahan, pengampunan dan keridhaan-Mu. Sehingga Engkau memenangkan kami dengan segala kebaikan dan segala anugerah yang Engkau curahkan di bulan yang suci ini.”
“Ya Allah, seandainya masih ada pada kami dosa yang belum Engkau ampuni atau dosa yang menyebabkan kami disiksa karenanya, sehingga terbitnya fajar malam ini atau sehingga berlalunya bulan ini, maka ampunilah semuanya wahai Dzat Yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi.”
“Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan maksiat kepada-Mu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami, dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami”.
Duhai Allah yang Maha pengampun, tidak ada yang mampu mengampuni dan menutupi semua dosa kami selain Engkau. Engkaulah Penguasa segalanya. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa yang berserakan di sepanjang hidup kami…Ampuni kelalaian kami mengingat-Mu…
Wahai Allah yang Maha luas ampunan-Nya, ampunilah semua kedurhakaan dan kelalaian kami kepada ibu bapak kami…liputilah kedua orang tua kami dengan ampunan dan rahmat-Mu…terangi alam kubur mereka yang telah tiada dan berikan kekuatan beramal shalih kepada mereka yang masih hidup…Ya Allah, izinkan kami untuk berbakti sebaik mungkin kepada mereka hingga kehidupan kami berakhir di dunia ini…
Ya Allah, yang Maha perkasa dan Maha bijaksana…Nun jauh di sana, ratusan bahkan ribuan saudara kami sedang melewati episode-episode yang berat dalam hidup mereka. Di Suriah, Palestina dan tempat lainnya, saudara-saudara kami tetap membesarkan dan mengagungkan Nama-Mu di bawah cengkeraman musuh-musuh-Mu yang zhalim. Ya Allah, tidak ada satupun yang luput dari pengetahuan-Mu…Dengan keMahakuasaanMu, segerakanlah pertolongan dan kemenangan untuk mereka…Segerakanlah kehancuran dan kekalahan kepada siapapun yang berkonspirasi menzhalimi mereka, Ya ‘Aziz, Ya Jabbar, Ya Dzal Jalaali wal ikram…
Ya Allah, Tuhan yang Maha mendengar dan Maha melihat…karuniakanlah kepada kami pemimpin-pemimpin yang tidak pernah takut kecuali kepada-Mu. Berikan hidayah kepada mereka untuk selalu beribadah dan menegakkan ketetapan-Mu…Karuniakanlah kepada kami para pemimpin yang memimpin kami dengan cinta, yang tulus memimpin untuk kebaikan kami di dunia dan akhirat…
Ya Allah, jadikanlah kami menjadi para pemimpin hamba-hamba-Mu yang bertakwa. Jadikan kami para ulil albab, yang akan terus berjuang untuk membangun peradaban yang Engkau ridhai, yang memberikan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia…. Bukan peradaban yang penuh dengan kezaliman dan ketimpangan… Bukan peradaban yang membodohi dan memiskinkan umat kami… Bantu kami, tolonglah kami, dan bimbinglah kami ya Allah untuk mewujudkan niat dan cita-cita luhur kami…
Ya Allah, jadikan keluarga-keluarga kami sebagai madrasah pencetak para pemimpin dan generasi masa depan, yang akan menjadi pemimpin umat ini di masa yad, yang akan menjadi pengendali sistem kehidupan di dunia ini. Jadikan anak-anak kami para pejuang kehidupan di dunia ini, dan penghias kebahagiaan di akhirat nanti. Berkahi hidup mereka. Lindungi mereka. Dampingi mereka. Bimbinglah mereka. Jadikan mereka matahari yang senantiasa menyinari umat ini dengan kebaikan.
Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah semua doa kami, penuhilah semua permintaan kami. Kami adalah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepada-Mu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.
Sumber: https://www.dakwatuna.com
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ للهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
dakwatuna.com – Di pagi hari yang penuh barakah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat ‘Idul Fitri. Baru saja kita laksanakan ruku’ dan sujud sebagai manifestasi perasaan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita agungkan nama-Nya, kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas keagungan Allah. Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa manusia yang beriman. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut di sembah kecuali Allah.
Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada hadirin sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkakan yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT. Sebab apapun kebesaran yang kita sandang, kita kecil di hadapan Allah. Betapa pun perkasanya kita, masih lemah di hadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapa pun hebatnya kekuasaan dan pengaruh kita, kita tidak berdaya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.
Shalawat dan salam semoga tercurah selalu untuk junjungan kita, pemimpin kita, penghulu segala nabi, nabi akhir zaman, idaman orang yang beriman, dia adalah nabi Muhammad saw, yang tidak ada lagi nabi setelahnya. Salam sejahtera juga kita sampaikan untuk keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqamah di dalam islam dan iman.
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ للهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Dunia hari ini dikuasai oleh teknologi. Hari ini jumlah pengguna telepon seluler 7,5 milyar, sudah melebihi jumlah penduduk bumi 7,4 milyar. Pengguna internet hari ini mencapai 3,4 milyar orang atau 46% (hampir separuh) dari penduduk bumi. Pengguna Google 1,3 milyar orang, Facebook 1,5 milyar, WhatsApp 800 juta, dan Twitter 300 juta orang.
Dengan jumlah penduduk bumi saat ini 7,4 milyar, jumlah penduduk Kristen 2,1 milyar, muslim 1,5 milyar, ateis 1,1 milyar, Hindu 900 juta, Islam menjadi agama dengan pertumbuhan penganut yang paling tinggi. Perkiraan dari PBB dan Pew Research Institute, sebuah lembaga riset di AS, pada tahun 2050 jumlah muslim mencapai 2,8 milyar dan Kristen 2,9 milyar. Baru pada tahun 2100, jumlah muslimin akan melebihi jumlah pemeluk Kristen.
Fakta yang lebih menarik adalah bahwa pusat pengendali jaringan internet itu ada di Amerika. Markas Google, Facebook, WhatsApp dan Twitter juga ada di Amerika. Artinya apa? Sampai hari ini Amerika masih menjadi negara pengendali dunia. Semua yang mereka ingin lakukan dapat diwujudkan dengan sangat mudah. Karena, data separuh penduduk bumi ini sudah ada dalam genggaman tangan mereka.
Data di atas menjadi informasi penting buat kita bahwa sampai hari ini umat Islam meskipun secara kuantitas semakin membesar, namun masih menjadi hidangan lezat yang dimakan dan dinikmati oleh orang-orang luar. Bahkan kita harus mengeluarkan uang untuk memberikan mereka kewenangan mengendalikan hidup kita. Kita belum mampu keluar dari cengkeraman mereka.
Ketika peradaban berada di tangan orang tidak beriman, maka kita menyaksikan kezaliman dan ketimpangan merajalela, baik secara fisik melalui peperangan yang tidak pernah selesai di berbagai tempat di muka bumi ini, maupun kezaliman dalam bentuk non fisik melalui hegemoni informasi, media dan hegemoni sektor keuangan yang penuh dengan intrik dan kecurangan.
Mengapa hal di atas dapat terjadi?
Mengapa kaum muslimin tidak mampu berperan dalam mengendalikan dunia?
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ للهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Mari kita mengambil pelajaran dari sirah Rasul saw. Sejak awal kelahirannya, Rasul SAW sudah diposisikan Allah swt sebagai pemimpin, meskipun masih seorang diri. Misinya, membumikan sistem kehidupan yang Allah turunkan, yaitu Islam. Rasul kemudian mendidik manusia, membina umat, mencetak generasi. Mulai dari 1 orang pengikut, 10 orang, 1000 orang, 100.000 orang, 1 juta orang, dan seterusnya. Bersama para sahabatnya, Rasul membangun peradaban Islam yang cemerlang.
Sejarah mencatat, pemimpin agung ini mampu mencetak manusia-manusia baru sebagai fondasi peradaban Islam yang agung dan terhormat. Rasul mewariskan tiga unsur penting sebagai pilar untuk membangun peradaban Islam:
- Pemimpin yang adil dan tangguh
- SDM atau orang-orang yang berkualitas
- Sistem yang benar dan kokoh, yaitu Islam
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
1. Pemimpin yang adil dan tangguh
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS 33:21).
Inilah dua syarat pemimpin, yaitu menjadi suri teladan dalam semua aspek kehidupan, dan menggantungkan hidupnya hanya pada Allah semata.
Para pemimpin adalah teladan. Ia menentukan wajah masyarakat dan bangsa. Masyarakat yang sibuk dengan gosip dan ghibah, adalah cermin para pemimpin omong kosong, yang hanya pandai bicara tanpa kerja konkret . Pidatonya memukau, tapi hasil karyanya nol besar. Sementara, masyarakat yang sibuk dengan berbagai masalah kecil yang remeh temeh adalah cermin dari para pemimpin bodoh, yang tidak tahu apa yg harus dikerjakan, hanya terjebak rutinitas belaka.
Sebaliknya, masyarakat dan bangsa yang sibuk dengan gagasan dan ide untuk membangun dan bekerja keras, bereksperimen mengeksplorasi kehidupan di muka bumi ini, untuk mewujudkan masyarakat berilmu dan berperadaban, itu adalah buah dari para pemimpin cerdas yang visioner.
Kita membutuhkan pemimpin yang mampu menjadi teladan dalam seluruh sektor kehidupan. Teladan dalam keadilan. Teladan dalam kesederhanaan. Teladan dalam kerja keras. Teladan dalam disiplin. Teladan dalam segala hal.
Pada saat yang sama pemimpin yang kita harapkan adalah pemimpin yang dekat dengan Allah swt. Pemimpin yang tidak takut pada siapa pun kecuali pada Allah. Pemimpin yang tidak gentar untuk mengadili dan menegakkan keadilan kepada siapa pun. Pemimpin yang bisa meletakkan kepentingan pribadinya di bawah kepentingan orang banyak.
Kita merindukan para pemimpin yang tidak berani korupsi karena takutnya pada Allah menggetarkan jiwanya. Pemimpin yang tidak berani sesumbar dan omong kosong karena takut terjerumus menjadi orang munafik. Pemimpin yg tidak berani menumpuk-numpuk harta karena khawatir pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak.
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Kemenangan Rasul sebagai pemimpin bukan diperoleh saat beliau dan sahabatnya menaklukkan Mekah. Bukan pula saat mengalahkan kaum musyrikin Quraisy di perang badar atau perang-perang lainnya. Tapi kemenangan Rasul tercipta saat beliau mampu menaklukkan hati manusia-manusia istimewa. Saat beliau menaklukkan hati Abu Bakar Sidik. Saat beliau menaklukkan hati Khadijah. Saat beliau menaklukkan hati Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat-sahabat beliau lainnya. Itulah kemenangan kepemimpinan beliau.
Kemenangan beliau sebagai pemimpin berikutnya adalah ketika beliau mampu membumikan Islam sebagai sistem kehidupan di tengah umat manusia. Sistem yang masuk ke dalam pikiran, hati dan perasaan setiap individu yang ada. Sehingga, kedamaian, ketenangan, ketenteraman dan keadilan yang menjadi karakter dari sistem kehidupan ini dapat tegak dan dirasakan oleh setiap umat.
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ للهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
2. SDM atau orang-orang berkualitas
Hal kedua yg dilakukan Rasul sebagai pemimpin adalah mencetak generasi. Rasul membina sekumpulan orang yang kemudian menjadi sahabat-sahabat terbaik. Merekalah yang menyebarkan misi Islam ke seluruh penjuru bumi. Merekalah yang menjadi pemimpin-pemimpin generasi berikutnya. Mereka penjadi pelopor dan peletak dasar sistem kehidupan di berbagai wilayah. Mereka membangun sistem ekonomi, sistem politik, sosial, budaya dan peradaban. Berkat kerja keras dan perjuangan merekalah, sistem kehidupan ini sampai di daratan Eropa, Asia tengah, Asia selatan, hingga ke Asia tenggara.
Dari merekalah kemudian lahir berbagai karya besar pengetahuan sebagai fondasi bangunan peradaban Islam yang tegak dan menjadi rujukan umat manusia sedunia. Dari merekalah lahir imam Bukhari, Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusydi, imam Al-Ghazali, dan ulama-ulama lain yang juga sekaligus ilmuwan peradaban.
Merekalah orang-orang yang berkarakter Ulil Albab. Karakter ulil albab dinyatakan Allah swt dalam QS Ali Imran 190-191, yaitu orang-orang yang memiliki dua ciri: orang yang hidupnya sibuk berpikir dan berzikir sekaligus.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS 3:190-191)
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Rasul menangis saat menerima ayat ini, karena khawatir umatnya mampu membaca ayat ini namun tidak mampu menerapkan. Islam membutuhkan manusia-manusia yang ahli fikir dan ahli zikir sekaligus. Bukan sekedar ahli fikir yang sibuk dengan berbagai urusan duniawi tanpa disertai zikir. Juga bukan ahli zikir tanpa sedikit pun berpikir tentang memakmurkan bumi ini, di mana ayat-ayat Allah bertebaran di dalamnya.
Ulil Albab adalah manusia yang memadukan antara fikir dan zikir. Generasi awal umat ini adalah para ulama yang juga ilmuwan. Para ilmuwan yang juga ulama. Mereka orang-orang yg menguasai ilmu Islam dan pada saat yang sama mereka juga ahli matematika, ahli astronomi maupun ahli fisika dan biologi. Islam pernah melahirkan Al-Farabi (872-950), seorang ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan, seorang ahli ilmu Matematika, Ilmu Alam, Teologi, Ilmu Politik Kenegaraan.
Islam juga pernah melahirkan Ibnu Sina, yg lahir pada 980 di daerah dekat Bukhara, Uzbekistan dan meninggal pada 1037 di Persia (Iran). Dia adalah pengarang dari 450 filosofi dan kedokteran. Dia dianggap sebagai Bapak Kedokteran Modern.
Ibnu Rusyd, lahir di Kordoba (Spanyol) tahun 1128 Masehi. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ للهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
3. Sistem yang benar dan kokoh, yaitu Islam
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS 3: 19)
Pilar ketiga yang dibangun oleh Rasul adalah sistem. Sistem yang langsung diturunkan Allah swt untuk menjadi pedoman hidup manusia. Sementara, sistem yang berlaku hari ini adalah buah dari pemikiran manusia. Manusia adalah makhluk lemah yang punya salah dan khilaf. Karena itu, wajar jika hasil dari sistem yang bersumber dari buatan manusia ini banyak kelemahan dan kekurangannya. Wajar pula jika hari ini kita menyaksikan dampak dari sistem kehidupan yang berkiblat pada barat membuahkan kezaliman dan ketimpangan di mana-mana.
Sistem Islam, yang langsung diturunkan Allah Pencipta manusia, harus segera diusung untuk menggantikan sistem kehidupan hari ini, yang begitu gamblang melakukan dominasi ekonomi yang sangat timpang dan jauh dari keadilan, kehidupan politik yang koruptif dan manipulatif, sistem pendidikan yang sekuler dan parsial, dan sistem sosial dan budaya yang jauh dari nilai-nilai luhur akhlakul karimah.
Kita semua yakin Islam mampu menyelesaikan semua persoalan kita hari ini. Islam mampu menjawab semua masalah kita hari ini, sebagaimana Islam telah membuktikannya di masa lalu. Islam akan mampu memberikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi umat manusia, sebagaimana telah diwujudkannya di masa lampau.
Islam akan mampu menggantikan sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang timpang menjadi sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang adil dan beradab. Islam akan bangkit untuk menghapus segala bentuk kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan umat ini dan menggantikannya dengan umat yang maju, berkeadilan dan berperadaban.
Karena itu, marilah kita lapangkan dada kita, buka pikiran kita, siapkan jiwa dan diri kita. Tugas memakmurkan bumi ini adalah misi besar dan mulia. Tugas memberi rahmat dan kebaikan bagi manusia ini adalah misi agung. Kerahkan seluruh energi dan sumber daya yg kita miliki untuk mewujudkannya. Bangun kapasitas dan kemampuan diri untuk mengambil peran dalam membangun umat. Jangan sampai kita terjebak dengan perdebatan dan perselisihan yang tidak penting. Jangan sampai kebencian kepada suatu kaum membuat kita menjadi buta melihat persoalan secara obyektif. Perbedaan adalah keniscayaan, dan itu tidak diharamkan. Perselisihan yang dilarang. Pertengkaran yang diharamkan.
Terakhir, saya ingin mengajak kita semua untuk kembali merenungkan kembali posisi kita kaum muslimin hari ini, di saat semua perangkat dan sarana hidup kita masih menggantungkan diri pada produk orang asing, dan pola hidup kita dikendalikan oleh mereka. Kita harus segera berbenah diri dan menyiapkan segala kekuatan untuk menggantikan mereka.
Kepada para ibu, mari kita didik anak-anak kita untuk siap memimpin dan mengendalikan dunia ini. Didik mereka dengan segenap waktu, pikiran, tenaga dan perasaan. Kenalkan mereka dengan para pahlawan pembangun peradaban. Bimbing mereka agar mengambil saripati perjuangannya dan mengikuti langkah dan sepak terjangnya.
Kepada para ayah, mari kita bangun bersama umat ini agar memiliki izzah dan kemuliaan sebagai pemegang panji peradaban dunia. Kita bangun sistem pendidikan yang kuat dan kokoh untuk mencetak putra putri generasi masa datang.
Kepada anak-anakku, kalian harus terus belajar dan bekerja keras secara sungguh-sungguh, hingga kalian dapat menguasai dunia ini dengan mengalahkan kepandaian dan kemampuan orang-orang asing itu. Kemuliaan dan kehormatan itu hanya layak kita sematkan pada Islam, agama Allah. Semoga Allah swt, di hari yang fitri ini, berkenan mendampingi dan membimbing kita selalu dalam menapaki tangga perjuangan menuju kebangkitan Islam yang kita idam-idamkan.
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ للهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
Hadirin yang berbahagia!
Akhirnya, di penghujung khutbah ini, marilah kita tundukkan hati dan jiwa ini kepada Allah, untuk berdoa dengan penuh keikhlasan padanya.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
“Ya Allah! Terimalah puasa kami dengan sebaik-baik penerimaan, perkenan, kemaafan, kemurahan, pengampunan dan keridhaan-Mu. Sehingga Engkau memenangkan kami dengan segala kebaikan dan segala anugerah yang Engkau curahkan di bulan yang suci ini.”
“Ya Allah, seandainya masih ada pada kami dosa yang belum Engkau ampuni atau dosa yang menyebabkan kami disiksa karenanya, sehingga terbitnya fajar malam ini atau sehingga berlalunya bulan ini, maka ampunilah semuanya wahai Dzat Yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi.”
“Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan maksiat kepada-Mu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami, dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami”.
Duhai Allah yang Maha pengampun, tidak ada yang mampu mengampuni dan menutupi semua dosa kami selain Engkau. Engkaulah Penguasa segalanya. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa yang berserakan di sepanjang hidup kami…Ampuni kelalaian kami mengingat-Mu…
Wahai Allah yang Maha luas ampunan-Nya, ampunilah semua kedurhakaan dan kelalaian kami kepada ibu bapak kami…liputilah kedua orang tua kami dengan ampunan dan rahmat-Mu…terangi alam kubur mereka yang telah tiada dan berikan kekuatan beramal shalih kepada mereka yang masih hidup…Ya Allah, izinkan kami untuk berbakti sebaik mungkin kepada mereka hingga kehidupan kami berakhir di dunia ini…
Ya Allah, yang Maha perkasa dan Maha bijaksana…Nun jauh di sana, ratusan bahkan ribuan saudara kami sedang melewati episode-episode yang berat dalam hidup mereka. Di Suriah, Palestina dan tempat lainnya, saudara-saudara kami tetap membesarkan dan mengagungkan Nama-Mu di bawah cengkeraman musuh-musuh-Mu yang zhalim. Ya Allah, tidak ada satupun yang luput dari pengetahuan-Mu…Dengan keMahakuasaanMu, segerakanlah pertolongan dan kemenangan untuk mereka…Segerakanlah kehancuran dan kekalahan kepada siapapun yang berkonspirasi menzhalimi mereka, Ya ‘Aziz, Ya Jabbar, Ya Dzal Jalaali wal ikram…
Ya Allah, Tuhan yang Maha mendengar dan Maha melihat…karuniakanlah kepada kami pemimpin-pemimpin yang tidak pernah takut kecuali kepada-Mu. Berikan hidayah kepada mereka untuk selalu beribadah dan menegakkan ketetapan-Mu…Karuniakanlah kepada kami para pemimpin yang memimpin kami dengan cinta, yang tulus memimpin untuk kebaikan kami di dunia dan akhirat…
Ya Allah, jadikanlah kami menjadi para pemimpin hamba-hamba-Mu yang bertakwa. Jadikan kami para ulil albab, yang akan terus berjuang untuk membangun peradaban yang Engkau ridhai, yang memberikan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia…. Bukan peradaban yang penuh dengan kezaliman dan ketimpangan… Bukan peradaban yang membodohi dan memiskinkan umat kami… Bantu kami, tolonglah kami, dan bimbinglah kami ya Allah untuk mewujudkan niat dan cita-cita luhur kami…
Ya Allah, jadikan keluarga-keluarga kami sebagai madrasah pencetak para pemimpin dan generasi masa depan, yang akan menjadi pemimpin umat ini di masa yad, yang akan menjadi pengendali sistem kehidupan di dunia ini. Jadikan anak-anak kami para pejuang kehidupan di dunia ini, dan penghias kebahagiaan di akhirat nanti. Berkahi hidup mereka. Lindungi mereka. Dampingi mereka. Bimbinglah mereka. Jadikan mereka matahari yang senantiasa menyinari umat ini dengan kebaikan.
Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah semua doa kami, penuhilah semua permintaan kami. Kami adalah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepada-Mu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.
رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ،
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Khutbah Idul Fitri 1437 H: Tiga Pilar Utama Membangun Peradaban Islam yang Agung
Reviewed by Admin
on
November 24, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: